Kamis, 11 September 2014

NU Batang Jateng Motori Pengembangan Biogas

asional TEKNOLOGI

Senin, 01/04/2013 22:29
NU Batang Jateng Motori Pengembangan Biogas

Jakarta, NU Online
Demi mewujudkan kemandirian di sektor energi, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Batang, Jawa Tengah, sedang gencar mengembangkan produksi biogas di daerah setempat dan sejumlah kabupaten lainnya.

Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian NU (LPPNU) Batang Turjaun mengatakan, sumber energi yang dihasilkan dari limbah peternakan tersebut dapat menjadi bahan bakar alternatif untuk sejumlah kebutuhan, seperti aktivitas memasak dan penerangan.

Turjaun mengaku sudah berhasil membangun biogas digester yang sudah memproduksi biogas dan dimanfaatkan warga di tempatnya. Bahkan, melalui pengembangan teknologi ini, salah satu desanya meraih peringkat dua pada sebuah lomba untuk kategori desa mandiri energi se-Jawa Tengah.

”Ada permintaan juga di Jawa Barat, petani punya 300 sapi minta dibangunkan biogas dengan kapasitas 30 kubik. Kalau 30 kubik itu minimal bisa (menjadi energi alternatif) untuk 10 rumah,” katanya saat berkunjung ke kantor redaksi NU Online, Jakarta, Senin(1/4) sore.

Menurut Turjaun, penerapan biogas di daerah yang memiliki potensi peternakan akan membawa keuntungan ekonomis. Selain memanfaatkan limbah yang selama ini cukup terabaikan, juga mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap elpiji, terlebih saat elpiji mengalami kenaikan harga.

Selain di Batang, ia juga mengembangkan teknologi ini di kabupaten lain. ”Di Rembang mulai April ini insyaallah akan dibangun 75 unit biogas digester, hampir per kecamatan ada, masing-masing kapasitas 6m3,” imbuhnya.

Ditambahkan, biogas digester juga akan dibangun di Kabupaten Kendal sebanyak 2 unit, dan di Kabupaten Demak 2 unit, masing-masing berukuran 20m3. Proses pembangunan ini bekerjasama dengan dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jateng.

Sejauh ini, sambung Turjaun, belum ada hambatan yang berarti untuk tugasnya ini. Hanya saja, teknologi biogas yang pihaknya kembangkan belum sampai pada tahap kemasan dalam tabung, sebagaimana elpiji, sehingga belum bisa dipasarkan secara masif.

Penulis: Mahbib Khoiron

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About